Nama : Nabilla Kalis Agviatri
NPM : 15511064
Kelas : 1PA07
Sumber : Satriowisnu.blog.com
Pengertian
dari Cinta Kasih itu sendiri adalah, Cinta adalah rasa sangat suka atau
sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Ingat,
yang jelas Cinta dengan Nafsu itu berbeda. Cinta bersifat rokhaniah,
sedangkan Nafsu sifatnya jasmaniah. Cinta menunjukkan perilaku memberi,
sedangkan nafsu senantiasa menuntut. Dan pengertian tentang cinta juga
diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul
Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal
memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan.
Keterikatan
yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala
prioritas hanya untuk dia. Kalau Keintiman yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada
jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar
memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang,
makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia,
dst. Dan yang terakhir Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang
mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
Setelah diberikan uraian tentang cinta sejati oleh tiga ahli di atas, berikut ini akan dijelaskan masalah kasih. Telah dikemukakan bahwa kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasih.
Setelah diberikan uraian tentang cinta sejati oleh tiga ahli di atas, berikut ini akan dijelaskan masalah kasih. Telah dikemukakan bahwa kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasih.
Secara
agama cinta juga dijelaskan oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam
bukunya manajemen cinta. Didalam buku beliau, Cinta adalah perasaan jiwa
dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya
dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
Di dalam kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingakatan : Tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firmn Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya :
Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalannya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengahh adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cint yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Di dalam kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingakatan : Tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firmn Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya :
Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalannya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengahh adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cint yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Dalam
agama sendiri cinta memiliki beberapa jenis/tahap. Dimulai dengan Cinta
Pada Diri Sendiri, yang dimaksud adalah kaitannya dengan dorongan
menjaga diri. Al-Qur’an telah mengungkpkan cinta alamiah manusia
terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala
sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri
dari segala sesuatu yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan
Nabi Muhammd SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hl gaib, tentu
beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan
dirinya dari segala keburukan.
Yang
berikutnya cinta menurut agama adalah Cinta Pada Sesama Manusia, cinta
ini jelas akan timbul dari diri setiap insan manusia. Manusia sebagai
mahkluk sosial memiliki keterikatan dan saling membutuhkan, didalam
agama menjelaskan bahwa kita semua adalah bersaudara. Dan yang
terpenting dengan adanya Cinta terhadap sesama manusia agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan
manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri
sendiri dan egoismenya.
Selain
Cinta Pada Sesama Manusia adapula Cinta Seksual, Cinta yang satu ini
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan
istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. QS, Ar-Rum, 30:21)
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. QS, Ar-Rum, 30:21)
Ada
juga Cinta Kebapakan, Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan
dalam kasih nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas
ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta. Kasih sayang, dan belas
kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai…anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.(QS, Yusuf, 12:84). Ini terjadi mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh iktan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-ankanya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melaikan dorongan psikis.
“…Dan nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai…anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.(QS, Yusuf, 12:84). Ini terjadi mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh iktan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-ankanya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melaikan dorongan psikis.
Yang
terakhir ada Cinta kepada rasul, yang ditulis Allah sebagai rahmah bagi
seluruh alam semesta, menduduki peringkt ke dua setelah cinta kepada
Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam
tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Dan
selain Cinta yang sedang di bahas saat ini, ada lagi yang sejenis
dengan Cinta yaitu Kasih Sayang. Apa itu Kasih Sayang? Pengertian kasih
sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan
W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau
perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak
sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga
keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Ada
beberapa pengaruh penting dari Kasih Sayang itu sendiri di dalam
kehidupan, kita bisa ambil satu contoh sederhana yaitu dalam keluarga.
Adanya peran orang tua untuk anak juga berlandaskan Kasih Sayang.
Keaktifan atau kepasifan bisa terjadi di posisi orang tua atau anak
tersebut di dalam keluarga.
Adanya
kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang
tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula
sebalikya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan dari
Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif. Dari hal tersebut bisa
dilihat hasilnya adalah anak lebih cenderung penakut, atau kurang
berani dalam menyatakan pendapatnya. Ini dikarenakan pola orang tua yang
memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil
dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa
memberikan respon.
Dan selain itu Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
Dalam lain hal ada juga orang tua dan anak yang sama-sama
bersifat pasif, dan alhasil menyebabkan tingkah lakunya
sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat
dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri,
tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang
materi saja.
Dan
ada orang tua yang sama-sama aktif dengan anaknya, dalam hal ini orang
tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya.
Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra,
saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
Berikutnya
yang tidak jauh dengan hal Cinta Kasih adalah Kemesraan. Kemesran
berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.
Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang
dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Bila seorang mengobral
cinta, maka orang itu termasuk nilai cinta, yang berarti menurunkan
martabat dirinnya sendiri. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas
manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni
sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Selain
Kemesraan ada pula Pemujaan. Pemujaan adalah salah satu manifestasi
cinta manusia kepada tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi
ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada tuhan adalah
inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memujanya. Dalam surat Al-Mu’minin ayat 98 dinyatakan,” Dan aku berlindung kepada mu. Ya tuhanku, dari kehadirannya di dekatku.
Tuhan adalah pencipta, tetapi tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memujanya. Dalam surat Al-Mu’minin ayat 98 dinyatakan,” Dan aku berlindung kepada mu. Ya tuhanku, dari kehadirannya di dekatku.
Pemujaan
sendiri adalah sesuatu yang penting didalam hidup manusia. Pemujaan itu
sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini
berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya. Mohon perlindungan,
mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar,
mohon ditambahkan segala kekutangan yang ada padanya, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar