Nama : Nabilla Kalis Agviatri
NPM : 15511064
Kelas : 1PA07
Sumber : akudisinidwi.wordpress.com
Keindahan
arti sederhananya adalah bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Keindahan itu sendiri bisa berupa seni, pemandangan alam,
manusia, properti, warna, atau suara. Keindahan itu berdasarkan
kenyataan.
Arti
luas dari Keindahan menurut The Liang Gie menjelaskan, bahwa keindahan
dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato
menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Selain
arti luas di atas, ada juga penjelasan tentang Keindahan dalam arti
estetik murni. Yang dimaksud adalah Keindahan dalam arti estetik murni,
menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diserapnya. Adapula Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan. maksudnya hanya menyangkut benda-benda
yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan
warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari
garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata.
Nilai
Estetik, Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie
menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan,
dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Secara
detailnya lagi nilai estetik memiliki nilai eksentrik. Apa itu nilai
eksentrik? Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai
alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory
value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya
puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,
irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Selain nilai eksentrik, ada nilai
instristik, Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda
itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada
pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Beberapa
tokoh mengungkapkan persepsinya tetang Keindahan, Keindahan menurut
Tolstoy adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang
melihat. Keindahan menurut Baumgarten adalah keseluruhan yang merupakan
susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu
sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Keindahan menurut
Sulzer Yang indah hanyalah yang baik, Jika belum baik ciptaan itu belum
indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi
ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak
dapat digunakan untuk memupuk moral.
Dengan
melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus
percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan
mengecewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi
yang memuaskan.
Selain
itu Keindahan ada juga yang berdasarkan atas titik pijak atau landasan.
Yang dimaksud adalah yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang
pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada
pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua,
yang disebut keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya ditinjau
dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada
diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri
keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan
pribadi si penghayat.
Tidak
hanya berdasarkan dari titik pijak, Keindahan juga berdasar pada
cakupannya. Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara
keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda
tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya
dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk
keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang
kedua, yaitu benda atau hal-hal tertentu yang memang indah.
Berikutnya ada Keindahan berdasarkan Luas-Sempitnya. Dalam
pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan
dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan
tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato,
yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles
yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Keindahan
itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti
bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak
herlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari
keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan
“lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang
berlebihlebihan, misalnya marah dengan meluap-Iuap padahal kesalahan
kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian
menangis meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.
Maka
keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek
dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni
dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi
manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati
keindahan. Itulah alasan manusia menciptakan keindahan.
Hubungan
manusia dengan Keindahan dikarenakan manusia memiliki lima komponen
yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima
komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia
ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu,
akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu
yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki
keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya
sendiri) dalam ruang renungnya, dengan akal pikiran manusia melakukan
kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan
tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana
kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal
dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia
ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan
karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan
pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau
keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai
dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau
keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas.
Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni
untukmenciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan
hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang
“indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap
manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia merasa nyaman hidupnya.
Melalui suasana . keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak
terganggu.
Dengan
adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh
sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah
yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana
dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena
itu manusia memiliki sensibilitas esthetis.
Selain
itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna
kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna,
Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia
adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
i like this site,thanks for information
BalasHapus