Minggu, 30 Oktober 2011

MANUSIA DAN PENDERITAAN


Nama : Nabilla Kalis Agviatri
NPM : 15511064
Kelas : 1PA07
Sumber :
http://gkkgading.wordpress.com/2008/08/26/manusia-dan-penderitaan
http://wirdaasmarani.ngeblogs.com/2009/11/15/bab-6-manusia-dan-penderitaan/


                Pengertian Derita berasal dari bahasa sansekerta dhra. Derita adalah menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu sendiri memiliki beberapa jenisnya, salah satunya adalah Siksaan. Siksaan yang paling sering di rasakan manusia adalah Kebimbangan, Kesepian dan Ketakutan.
                Ketakutan juga ada tipenya, ada Claustrophobia dikarenakan takut terhadap ruangan tertutup. Ada juga Agorophobia ini terjadi karena takut terhadap rungan terbuka, Gamang disebabkan takut berada di tempat ketinggian, Kegelapan ini ketakutan  berada di tempat gelap, Kesakitan penyebabnya adalah takut karena rasa sakit, dan ada juga Kegagalan yaitu takut mengalami kegagalan.
                Penderitaan lain yang dapat terjadi adalah Kekalutan Mental, Kekalutan mental adalah gangguan jiwa atas ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan dan bertingkah tidak wajar. Gejala terjadinya kekalutan ini terjadi secara jasmani dan dari kejiwaan. Biasanya ini terjadi dengan beberapa tahap. Ada yang selalu mempertahankan pikiran negativenya, ada pula yang putus asa, selain itu juga kalut menyebabkan orang berbuat yang tidak wajar. Dan secara psikologis mentalnya tersiksa karena merasa hidupnya penuh akan penderitaan.
                Awal mulanya kekalutan mental terjadi karena tidak siap menerima keadaan sosial budaya di sekitarnya, atau salah dalam pematangan batin, dan yang sering ditemukan adalah lemahnya diri manusia itu sendiri.
                Banyak juga penderitaan selain kekalutan mental, seperti stress, frustasi, atau depresi. Dampak dari penderitaan ini ada yang positif dan negative. Secara positif menyebabkan trauma yang bisa saja disembuhkan dengan mudah, dampak negativenya berupa trauma yang berlarut-larut.
                Yang banyak orang awam tahu tentang stress, frustasi, atau mungkin depresi adalah suatu penyakit kejiwaan. Ya, memang benar demikian tetapi itu semua belum tentu sama artinya. Dan orang yang bisa dikatakan frustasi, stress, atau depresi belum tentu gila. Semua itu memang penderitaan secara psikologis manusia. Dan beberapa bentuk frustasi yaitu, Agresi atau kemarahan yang tidak terkendali, ada pula Regresi atau kemunduran kembali pada kekanak-kanakan, Fiksasi adalah pembatasan pada pola yang sama, Proyeksi dalam hal ini memproyeksikan sikap negative pada orang lain, Identifikasi identik dengan menyamakan diri dengan orang yang sudah sukses atau yang di idolakan, ada lagi dengan istilah Narsisme yang sering didengar saat ini tentang dirinya merasa lebih dari orang lain, dan yang terakhir Autisme artinya menutup diri dari dunia rill dan puas dengan fantasinya sendiri.
                Penderitaan adalah kodrat manusia yang menjadi konsekuensi manusia yang hidup yang ditakdirkan bahagia dan menderita. Tetapi tidak semua orang kuat menerima atau menghadapi penderitaan itu disebabkan oleh lingkungan yang mungkin sudah terbiasa enak tanpa kesulitan. Dan saat ini banyak teknologi yang seharusnya mensejahterakan manusia tapi membuat manusia menderita. Tidak sedikit orang yang frustasi karena jejaring sosial contohnya.
                Sebagian orang yang dapat berfikir positif dan dapat mengambil hikmah dari penderitaannya dapat merasakan bahwa hidupnya bisa lebih kuat lagi dari sebelumnya. Sedangkan untuk sebagian orang yang lemah atau mudah pesimis pasti menganggap penderitaan sebagai suatu musibah atau penyesalan dalam hidup.
                Sebagian kita ketika mendengar kata “Penderitaan” mungkin merasa sangat ketakutan, atau mungkin ada orang yang sudah bosan dengan penderitaan itu. Bagi orang yang ketakutan, jangan sampai penderitaan itu sampai kepadanya untuk memikirkannya saja ia takut, apalagi penderitaan itu harus menghampiri dirinya. Oleh sebab itu ia harus melakukan dengan berbagai cara agar dirinya tidak menjumpai penderitaan itu. Sedangkan orang yang sudah menganggap dirinya sering dijumpai penderitaan akhirnya hanya pasrah menerimanya, karena tidak memiliki kuasa apapun dalam dirinya. Penderitaan mengaturnya menjadi pribadi yang pasrah, tanpa sikap yang jelas.
                Manusia sering mengalami kedua hal ini. Takut dengan penderitaan tetapi sering dia harus menerima penderitaan ini tanpa kekuatan. Manusia tidak dapat dan tidak mampu mengatur dirinya dengan pasti. Semua manusia memiliki keterbatasan berpikir, ketidak-sempurnaan diri, ketdak-berdayaan kekuatan, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar