Nama : Nabilla Kalis Agviatri
NPM : 15511064
Kelas : 1PA07
Sumber :
http://gkkgading.wordpress.com/2008/08/26/manusia-dan-penderitaan
http://wirdaasmarani.ngeblogs.com/2009/11/15/bab-6-manusia-dan-penderitaan/
Pengertian
Derita berasal dari bahasa sansekerta dhra. Derita adalah menanggung
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu sendiri memiliki
beberapa jenisnya, salah satunya adalah Siksaan. Siksaan yang paling
sering di rasakan manusia adalah Kebimbangan, Kesepian dan Ketakutan.
Ketakutan
juga ada tipenya, ada Claustrophobia dikarenakan takut terhadap ruangan
tertutup. Ada juga Agorophobia ini terjadi karena takut terhadap rungan
terbuka, Gamang disebabkan takut berada di tempat ketinggian, Kegelapan
ini ketakutan berada di tempat gelap, Kesakitan
penyebabnya adalah takut karena rasa sakit, dan ada juga Kegagalan yaitu
takut mengalami kegagalan.
Penderitaan
lain yang dapat terjadi adalah Kekalutan Mental, Kekalutan mental
adalah gangguan jiwa atas ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan
dan bertingkah tidak wajar. Gejala terjadinya kekalutan ini terjadi
secara jasmani dan dari kejiwaan. Biasanya ini terjadi dengan beberapa
tahap. Ada yang selalu mempertahankan pikiran negativenya, ada pula yang
putus asa, selain itu juga kalut menyebabkan orang berbuat yang tidak
wajar. Dan secara psikologis mentalnya tersiksa karena merasa hidupnya
penuh akan penderitaan.
Awal
mulanya kekalutan mental terjadi karena tidak siap menerima keadaan
sosial budaya di sekitarnya, atau salah dalam pematangan batin, dan yang
sering ditemukan adalah lemahnya diri manusia itu sendiri.
Banyak
juga penderitaan selain kekalutan mental, seperti stress, frustasi,
atau depresi. Dampak dari penderitaan ini ada yang positif dan negative.
Secara positif menyebabkan trauma yang bisa saja disembuhkan dengan
mudah, dampak negativenya berupa trauma yang berlarut-larut.
Yang
banyak orang awam tahu tentang stress, frustasi, atau mungkin depresi
adalah suatu penyakit kejiwaan. Ya, memang benar demikian tetapi itu
semua belum tentu sama artinya. Dan orang yang bisa dikatakan frustasi,
stress, atau depresi belum tentu gila. Semua itu memang penderitaan
secara psikologis manusia. Dan beberapa bentuk frustasi yaitu, Agresi
atau kemarahan yang tidak terkendali, ada pula Regresi atau kemunduran
kembali pada kekanak-kanakan, Fiksasi adalah pembatasan pada pola yang
sama, Proyeksi dalam hal ini memproyeksikan sikap negative pada orang
lain, Identifikasi identik dengan menyamakan diri dengan orang yang
sudah sukses atau yang di idolakan, ada lagi dengan istilah Narsisme
yang sering didengar saat ini tentang dirinya merasa lebih dari orang
lain, dan yang terakhir Autisme artinya menutup diri dari dunia rill dan
puas dengan fantasinya sendiri.
Penderitaan
adalah kodrat manusia yang menjadi konsekuensi manusia yang hidup yang
ditakdirkan bahagia dan menderita. Tetapi tidak semua orang kuat
menerima atau menghadapi penderitaan itu disebabkan oleh lingkungan yang
mungkin sudah terbiasa enak tanpa kesulitan. Dan saat ini banyak
teknologi yang seharusnya mensejahterakan manusia tapi membuat manusia
menderita. Tidak sedikit orang yang frustasi karena jejaring sosial
contohnya.
Sebagian
orang yang dapat berfikir positif dan dapat mengambil hikmah dari
penderitaannya dapat merasakan bahwa hidupnya bisa lebih kuat lagi dari
sebelumnya. Sedangkan untuk sebagian orang yang lemah atau mudah pesimis
pasti menganggap penderitaan sebagai suatu musibah atau penyesalan
dalam hidup.
Sebagian
kita ketika mendengar kata “Penderitaan” mungkin merasa sangat
ketakutan, atau mungkin ada orang yang sudah bosan dengan penderitaan
itu. Bagi orang yang ketakutan, jangan sampai penderitaan itu sampai
kepadanya untuk memikirkannya saja ia takut, apalagi penderitaan itu
harus menghampiri dirinya. Oleh sebab itu ia harus melakukan dengan
berbagai cara agar dirinya tidak menjumpai penderitaan itu. Sedangkan
orang yang sudah menganggap dirinya sering dijumpai penderitaan akhirnya
hanya pasrah menerimanya, karena tidak memiliki kuasa apapun dalam
dirinya. Penderitaan mengaturnya menjadi pribadi yang pasrah, tanpa
sikap yang jelas.
Manusia sering mengalami kedua hal ini. Takut dengan penderitaan tetapi sering dia harus menerima penderitaan ini tanpa kekuatan. Manusia tidak dapat dan tidak mampu mengatur dirinya dengan pasti. Semua manusia memiliki keterbatasan berpikir, ketidak-sempurnaan diri, ketdak-berdayaan kekuatan, dll.
Manusia sering mengalami kedua hal ini. Takut dengan penderitaan tetapi sering dia harus menerima penderitaan ini tanpa kekuatan. Manusia tidak dapat dan tidak mampu mengatur dirinya dengan pasti. Semua manusia memiliki keterbatasan berpikir, ketidak-sempurnaan diri, ketdak-berdayaan kekuatan, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar