Nama : Nabilla Kalis Agviatri
NPM : 15511064
Kelas : 1PA07
Sumber: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk, MKDU Ilmu Sosial Dasar, Gunadarma, Jakarta, 1997
Manusia
memang sehari-harinya tidak lepas dari kebudayaan, yang jelas melekat
sejak lahir dari manusianya itu sendiri. Dan sebagai mahkluk social yang
berkumpul dan menetap tentunya manusia mengadakan interaksi terhadap
sesamanya. Dan selain berinteraksi dengan sesamanya tentunya manusia
juga mengadakan interaksi terhadap linkungan alam diamana ia tinggal.
Didalam interaksi itu yang dilakukan terus-menerus bahkan dapat
menimbulkan sesuatu hal/kebiasaan dalam lingkungan masyarakat yang
berulang dan menjadi kebiasaan atau diturunkan kepada masyarakat
selanjutnya, hal ini kerap dikenal dengan istilah Kebudayaan.
Jika
kita amati Kebudayaan di negara kita sendiri, terdapat banyak sekali
Kebudayaan baik dari Sabang sampai Merauke. Dan sangat wajar jika
terdapat perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kota yang
memiliki maysrakat yang majemuk atau multi kultur.
Tetapi
perbedaan tersebut justru menimbulkan suatu keindahan tersendiri dalam
kebudayaan dan negara. Dan negara kita juga bersatu karena adanya
perbedaan itu sendiri.
Pengertian
kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli, salah satunya
dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang
mendefinisikan bahwa Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
Dari
pengertian tersebut menunjukan bahwa kebudayaan itu merupakan
keseluruhan dari pengetahuan manusia sebagai mahkluk social, yang
digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang
dihadapi. Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya 7 unsur
kebudayaan, yaitu Unsur Religi, Sistem Kemasyarakatan, Sistem peralatan,
Sistem mata pencaharian hidup, Sistem bahasa, Sistem pengetahuan, Seni.
Dalam
perkembangannya suatu kebudayaan itu tidaklah bersifat statis (tetap)
melainkan bersifat dinamis. Hal ini disebabkan karena berbagai kelompok
manusia yang memiliki kebutuhan tertentu saling berinteraksi satu
kelompok dengan kelompok lainnya, tentunya melalui interaksi manusia itu
terjadi perubahan kebudayaan karena dipengaruhi oleh kebudayaan
lainnya.
Contoh-nya
dapat kita perhatikan kebudayaan Indonesia pada abad 19 dengan
perhatikan kebudayaan Indonesia pada abad 20 (Sekarang) tentunya dapat
dilihat perbedaanya. Bahkan perubahan kebudayaan yang dimiliki oleh
sangatlah dinamis terutama di daerah perkotaan maju seperti Jakarta,
yang kebudayaannya sudah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan barat.
Tapi
ironi terjadi di masyarakat Indonesia dimana perubahan kebudayaan yang
terjadi di Negara ini terlalu besar, bahkan terkesan terlalu menyerap
kebudayaan asing, sehingga mengabaikan kebudayaan yang sudah ada. Hal
ini dapat dilihat dari cara berkomunikasi, cara berpakaian, dan pola
piker yang sangatlah berbeda.
Tentunya
hal ini sedikit meresahkan karena banyak kebudayaan asing yang diserap
tanpa ditimbang-timbang terlebih dahulu. Bahkan banyak para ahli
mengemukakan bahwa kebudayaan yang diserap dengan gamblang dapat
berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Maka dari itu saat ini
banyaklah usaha-usaha untuk mempertahankan kebudayaan kita, dan
menganggap bahwa kebudayaan Indonesia sangat berharga dan harus
dilestarikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar